TOPIK:
1. ILMU BUDAYA DASAR
SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM
2. MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
3. KONSEPSI ILMU
BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
4. MANUSIA DAN CINTA
KASIH
DIBUAT
OLEH:
NAMA
: DIMAS WAHYU ARIFIAWN
NPM:
32413525
KELAS:
1 ID06
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM
STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis
dapet menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian tugas
ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, penulis telah
berusaha untuk dapat memberikan dan mencapai hasil yang maksimal dan sesuai
dengan harapan, walaupun dalam menyelesaikan tugas ini penulis menghadapi
berbagai kesulitan yang dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang penulis miliki saat ini.
Oleh
sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini. Semoga apa yang disajikan dalam tulisan
ini dapat bermanfaat bagi penuls dan pembaca.
Jakarta, 3 Oktober 2013
Hormat saya,
Dimas Wahyu Arifiawan
NPM: 32413525
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah
salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang
kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya
sehari-hari. Dengan mendapatkan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa
diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang
kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalami lebih lanjut,
agar dengan demikian mahasiswa diharapkan turut mendukung dan menegmbangkan
kebudayaan sendiri dengan kreatif. Salah satu sifat penting mata kuliah ini
adalah bahwa mata kuliah ini bukan pelajaran sastra, bukan musik , bukan
filsafat bukan sesuatu disiplin yang berdiri sendiri. Ilmu Budaya Dasar juga
mencakup beberapa materi diantaranya hubungan manusia dengan kebudayaan,
konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan, serta manusia dan cinta kasih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IBD
Sebagai Salah Satu MKDU
2.1.1 Pengertian IBD
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti
istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan
dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof
Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam
tiga kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu
Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2. Ilmu-ilmu
sosial ( social scince )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk
mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah
dari saat ke saat.
3. Pengetahuan
budaya ( the humanities )
Bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataan yang
bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities)
dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan
filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu
budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain
IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan
mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya
daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris
disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan
istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu
tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.
2.1.2 Tujuan IBD
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar
tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak
dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang
termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD
diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa
terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa
untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai
calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing
tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4. menguasahakan wahana komunikasi para
akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki
satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam
berkomunikasi.
2.1.3 Ruang Lingkup IBD
Bertitik
tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa
dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata
kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara
gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2. Hakekat manusia yang satu atau
universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan
masing-masing jaman dan tempat. Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji
dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi
sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian.
Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri,
nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi
tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1. Manusia dan cinta kasih
2. Manusia dan Keindahan
3. Manusia dan Penderitaan
4. Manusia dan Keadilan
5. Manusia dan Pandangan hidup
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan
2.2 Manusia
dan Kebudayaan
2.2.1 Pengertian Manusia
Dipandang dari segi ilmu eksakta,
manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan
sistem yang dimiliki oleh manusia ( ilmu kimia ). Manusia merupakan kumpulan
dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan
kumpulan dari energi ( ilmu fisika ). Manusia merupakan mahluk biologis yang
tergolong dalam golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi
). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi
), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik ). Dan lain
sebagainya.
1. Manusia
itu terdiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang
nampak pada luarnya, dapat diraba, dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat; yaitu mengandung unsure hidup,
yang ditandai dengan gerak
c. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan
Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu
kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
d. Nafas; dalam pengertian diri atau
keakuan, yaitu kesadaran tentan diri sendiri
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang
mengandung 3 unsur yaitu :
a. Id. Yang merupakan struktur
kepribadian yang paling primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libido
murni, atau energi psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan
terkait masalah sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi
terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
antara insting Id dengan dunia luar.
b. Ego. Merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai
kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke
dalam saluran osial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego. Merupakan struktur
kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun.
Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri
individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego
menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri
melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek
tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsure-unsur
manusia. Seringkali misalnya orang senang terhadap penyimpangan terhadap
nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih
dikendalikan oleh Id dibandingkan super-egonya. Atau seringkali aa kelainan
yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh
pendek berani tampil ke muka umum, dpat diterangkan dengan mengacu pada unsur
nafs (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat digunakan
sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
2.2.2 Pengertian Hakekat Manusia
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
Makhluk yang memiliki tenga dalam
yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional
yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan
yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
2.2.3 Kepribadian Bangsa Timur
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah
yang berbeda, ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur
tengah. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian
setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia
termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian
baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur,
mengapa? Karena mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak
individualis dan saling tolong menolong.
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan
suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa
timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal
sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa
yang ramah dan bersahabat.
Bangsa timur identik dengan benua asia
yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan
adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian
orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan
memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di
zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat.
Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan
orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur
adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih
sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita
sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu
beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena
semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang
sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan asing yang
mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang
terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat
yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
2.2.3 Penegrtian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal). Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dapat diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.
Definisi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Definisi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang
meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda,
yang kesemuanya merupakan warisan social.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang
menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik
secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan
dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak
dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan
alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada
beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville
J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
Alat-alat
teknologi
Sistem
ekonomi
Keluarga
Kekuasaan
politik
Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama
antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
Organisasi ekonomi
Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas
untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
Organisasi kekuatan (politik)
2.2.6 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan
yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
2.2.7 Orientasi Nilai Budaya
Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan
Orientasi Nilai Budaya Manusia ( kerangka Kluckhohn ) :
Hakekat
Hidup
Hidup
itu buruk
Hidup itu baik
Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
Hidup itu baik
Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
Hakekat Karya
Karya itu untuk menafkahi hidup
Karya itu untuk kehormatan.
Karya itu untuk kehormatan.
Persepsi Manusia Tentang Waktu
Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang
dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus karena
seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja semaksimal
mungkin untuk hari-harinya.
Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih matang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih matang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
Pandangan Terhadap Alam
Manusia tunduk kepada alam yang dashyat.
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
Manusia berusaha menguasai alam.
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
Manusia berusaha menguasai alam.
Hubungan Manusia Dengan Manusia
Orientasi kolateral
(horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong royong.
Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.
Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.
2.2.8 Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial budaya adalah sebuah
gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi
perubahan sosial:
tekanan kerja dalam masyarakat
keefektifan komunikasi
perubahan lingkungan alam.
Perubahan
budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat,
penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain.
2.2.9 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya
memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang
manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
Penganut kebudayaan,
Pembawa kebudayaan,
Manipulator kebudayaan, dan
Pencipta kebudayaan.
Disamping itu, kebudayaan manusia itu
menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan
atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya
menjadi lebih indah.
Manusia dan keindahan atau seni memang
tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya
memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah
kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan
dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan,
pandangan politik dan gender.
2.3 Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam
kesusastraan
2.3.1 Pendekatan Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar pada kali ini
berkaitan dengan budaya yang adadalam keseharian dan budaya bangsa. Ada istilah
Humanities yangberasal dari bahasa latin yaitu, manusiawi, berbudaya, dan
halus.Hal ini tentunya sangat baik jika kita pelajar, karna kita akanmendapatkan
ciri dari manusia yang baik dalam bermasyarakat.Istilah Humanities berkaitan
dengan cabang-cabang ilmu lainnyaseperti filsafat, teologi, seni, dan
cabang-cabangnya termasuksatra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua itu
intinya adalahmempelajari masalah manusia dan kebudayaan.
Sastra adalah karya, sama posisinya
seperti karya-karya yang lain, seperti Cerpen, Puisi, lukisan, patung, Musik,
Seni peran, dan apa saja yang merupakan hasil dari proses penciptaan. Sastra
adalah sebuah karya yang diawali dengan kejujuran, diisi dengan kesungguhan
hati dan diakhiri dengan kerelaan. Sastra juga dapat didefinisikan sebagai
cinta pada ciptaan Tuhan. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan
oleh karena seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreasifitas manusia.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing
individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau
kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari
kebebasan berekspresi, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang
pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat suatu medium, untuk menyampaikan baik
kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin
untuk medium itu. Seni merupakan suatu kebebasan.
2.3.2 Ilmu
Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan
sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai
pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau
imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
- Dongeng adalah Cerita yang tidak
benar-benar terjadi.
- Hikayat adalah Cerita yang sulit
diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi
pembacanya.
- Sejarah adalah Kejadian masa lampau
yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul
Prosa baru Meliputi :
- Kisah adalah Satuan naratif yang
seringkali dibedakan dari cerita.
- Cerpen adalah Suatu bentuk prosa
naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
- Novel adalah Karya fiksi prosa yang
tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
- Biografi adalah Kisah atau keterangan
tentang kehidupan seseorang.
- Otobiografi adalah Biografi yang
ditulis oleh subyeknya.
2.3.3 Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Prosa
fiksi dalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra, nilai-nilai prosa fiksi diantaranya adalah :
1. Memberikan wawasan, karena yang
diperoleh pembaca adalah pengetahuan tentang nilai – nilai prosa fiksi.
2. Memberikan inforrmasi, karena yang di
peroleh pembaca bukan hanya wawasan tapi juga informasi yang banyak dari
berbagai tokoh prosa fiksi di dunia.
3. Memberikan kesenangan, selain
memberikan wawasan dan informasi juga dapat memberikan kesenangan pembaca yang
di selilingi dengan sejarah – sejarah zaman dahulu kala.
4. Memberikan warisan, dapat di berikan
kepada cucu – cucu kita untuk bekal mereka nanti dalam memdalami prosa fiksi
tersebut.
2.3.4 Ilmu
Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi
Puisi
adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan
Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata – katanya.
Kreativitas penyair dalam membangun
puisinya yang meliputi sebagai berikut :
1. Figura bahasa adalah perkataan yang
merujuk kepada model-model aksi watak-watak.
2. Kata – kata yang bermakna ganda
adalah kalimat yang mengandung 2 makna.
Contoh : Sumbangan kedua sekolah itu
telah kami terima.
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
3. Kata – kata berjiwa adalah kalimat
yang memiliki suatu kehidupan yang membangkitkan semangat pembaca. Contoh :
"Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan (Robert F.
Kennedy)"
4. Kata – kata yang sudah diberi
nilai-nilai, rasa, dan asosiasi-asosiasi tertentu adalah kata –kata konotatif.
2.4 Manusia
dan cinta kasih
2.4.1 Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau
sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata
kasih, artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas kasihan.
Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Terdapat perbedaan
antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa,
mengarah kepada yang dicintai.
Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan
antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut :
Cinta bersifat manusiawi
Cinta bersifat rohaniah sedangkan nafsu
bersifat jasmaniah
Cinta menunjukkan perilaku member,
sedangkan nafsu cenderung menuntut
Cinta juga selalu menyatakan unsur –
unsur dasar tertentu, yaitu :
Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu
kepada anaknya
Tanggung jawab, adalah tindakan yang
benar – benar berdasarkan atas suka rela
Perhatian, merupakan suatu perbuatan
yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain agar mau membuka dirinya
Pengenalan, merupakan keinginan untuk
mengetahui rahasia manusia
2.4.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta
dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Disatu pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh
dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia cinta menempakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain atau
juga istri dan anaknya, hartanya. Atau Allah dan Rasulnya berbagai bentuk cinta
ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci al-Qur’an.
CINTA DIRI
Cinta diri erat kaitanya dengan dorongan
menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya,
dan mengaktualisasikan diri. Diantara gejala yang menunjukan kecintaan manusia
terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginanya dan memudahkan
baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup
(QS,al-“Adiyat,100:8), Namun hedaknya cinta manusia pada dirinya tidak lah
terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri
ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada
mereka.
CINTA KEPADA SESAMA MANUSIA
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainya,tidak boleh ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia
menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang
lain. Al-Qura’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam serun itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak
berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
CINTA SEKSUAL
Cinta erat kaitanya dengan dorongan
seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,keserasian,
dan kerja sama anatar suami dan istri. Ia merupakan faktor primer bagi
kelangsungan hidup keluarga.
CINTA KEBAPAKAN
Mengingat bahwa antara ayah dengan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya.
CINTA KEPADA ALLAH
Puncak cinta manusia yang paling bening,
jernih dan spritual ialah cintanya kepada allah dan kerinduanya kepada-Nya.
Tidak hanya dalam shalat,pujian, dan doanya saja,cinta yang iklas seorang
manusia kepada allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkanya dalam kehidupanya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainya.
Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada sekelilingnya mempunyai
manifestasi dari tuhanya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spritualnya dan
harapan kalbunya.
CINTA KEPADA ROSUL
Cinta kepada rosul yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki peringkat ke dua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena rosul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku,moral,maupun berbagi sifat luhur lainya.
2.4.3 Kasih Sayang
Kasih sayang adalah satu istilah
yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi ia tidak akan muncul dan
berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak yang memberikannya. Sebelum kita
memberi kasih sayang kepada orang lain, sayangilah diri anda sendiri terlebih
dahulu dengan mencerminkan akhlak dan moral yang baik.
Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
2.4.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar
'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan
akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah
berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan
adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas
manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan
kemampuan bakatnya.
2.4.5 Pemujaan
Pemujaan dimulai
sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir
kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi
dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat
berupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun
tempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan
sebagainya yang bertema mencintai Sang Pencipta.
2.4.6 Belas
Kasihan
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian .
Dalam surat Al –Qolam ayat 4,”
maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan
adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat
dipujikan oleh Allah SWT.”
Perbuatan atau sifat menaruh belas
kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas
kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila
orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah
SWT.
2.4.7 Cinta
Kasih Erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan
yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis
bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali
di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta.
Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas,
kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju kepada
penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi belaka, untuk
meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual dengan mudah
dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam.
Dalam cinta kasih erotis terdapat
eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta
kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di
salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering
kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan
cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta kasih erotis apabila ia
benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang
sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan
menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini merupakan dasar gagasan
bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memilih
jodohnya sendiri, beda halnya dengan kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan
itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap
sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan.
Dengan demikian, bahwa cinta kasih
erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih
erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan manusia sangat erat
hubungannya dengan kebudayaan. Tidak mungkin ada manusia yang tidak memiliki
kebudayaan, sehingga sangat diperlukan kesadaran setiap individu untuk
melestarikan kebudayaan, karena kebudayaan akan berpengaruh terhadap
kepribadian setiap individu.
3.2 Lampiran
http://vaniaibd.blogspot.com/2012/10/pengertian-ilmu-budaya-dasar.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html
http://disclamaboy.wordpress.com/2011/02/16/kebudayaan-kepribadian-bangsa-timur-dan-perubahan-kebudayaan/
http://hakkajiten.wordpress.com/index/ilmu-budaya-dasar/kepribadian-bangsa-timur/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Unsur-Unsur
http://wpcatur.wordpress.com/2012/11/20/orientasi-nilai-budaya-perubahan-kebudayaan-dan-kaitan-manusia-dan-kebudayaan/
http://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2012/11/12/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
http://zha-restyanie.blogspot.com/2013/03/pendekatan-kesusastraan.html
http://egapramesti.wordpress.com/2011/04/30/pengertian-cinta-kasih/
http://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/28/cinta-menurut-ajaran-agama/
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2189133-pengertian-kasih-sayang-cinta-kemesraan/
http://meiliaupstar.blogspot.com/2011/11/pengertian-cinta-kasih-kasih-sayang.html
http://hasqial.blogspot.com/2011/01/cinta-kasih-erotis.html
Tolong Hubungi Yuvi dia telah sukses
BalasHapusTolong, dikata pengantar jangan pesimis. Kata pengantar berpungsi agar pembaca tertarik. Untuk menunjukan segala keterbatasan cukup di penutup. Kedua jangan memulai kalimat dengan oleh. Oleh itu kata sambung, kedudukannya sama dengan "karena". Ketiga dalam penulisan makalah ini tampilan kaver per judul, dan jangan pake number. Selamat menulis
BalasHapus