Pages

Kamis, 07 November 2013

Tata Tulis Analisa Berita


Dul Kecelakaan Maut, Polisi Razia Pelajar Bermotor

Pascakecelakaan yang melibatkan AQJ (13) alias Dul, anak musisi Ahmad Dhani, Polsek Tambora melakukan razia kendaraan pribadi. Polisi menjaring kendaraan yang dikemudikan pelajar di Jalan Raya KH Muhammad Mansyur, Tambora, Jakarta Barat. Target utamanya, anak di bawah umur.
Kepala Unit Lantas Polsek Tambora, AKP Budi Harsono mengatakan, sebanyak puluhan pelajar dari berbagai sekolah ditilang petugas lantaran melanggar aturan pada saat mengendarai sepeda motor.
"Para pelajar kebanyakan tidak memakai helm, surat-suratnya juga tidak lengkap. Ada juga yang berboncengan lebih dari 2 orang," kata Budi ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Tak hanya menilang puluhan pelajar, polisi juga menahan sedikitnya 15 anak sekolah yang kedapatan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). "15 pelajar tidak memiliki SIM kita tahan sementara di Polsek Tambora. Selanjutnya setelah orangtua mereka datang kita beri imbauan dan kita lepaskan," jelas Budi.
Usai menilang puluhan pelajar yang kedapatan melanggar aturan lalu lintas itu, kepolisian juga memberikan peringatan, imbauan, dan penyuluhan di sekolah-sekolah.
"Kita kasih penyuluhan ke sekolah-sekolah juga, agar pihak sekolah juga memonitor anak didiknya," ujar Budi.
Razia tersebut, lanjut Budi, sengaja dilakukan pihaknya untuk memberi peringatan kepada para pelajar agar tertib berlalu lintas pascakecelakaan maut yang menewaskan sedikitnya 6 orang di KM 8-200 Tol Jagorawi, Minggu 8 September lalu.
"Kita melihat kejadian-kejadian sebelumnya banyak insiden kecelakaan termasuk terkait anaknya Ahmad Dhani, untuk itu kita coba antisipasi," tutup Budi. (Mut/Ism)
            Analisa:
Pasca kecelakaan yang terjadi kepada Abdul Qhadir Jaelani (AQJ) putra bungsu musisi Ahmad Dhani, razia terhadap pengendara motor dibawah umur diselenggarakan di berbagai daerah dan tempat. Hal ini memang sengaja di laksanakan agar tidak ada lagi pelajar atau anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan tanpa memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Hal ini memang sebenarnya perlu dilakukan sejak dulu, melihat banyaknya pengendara motor bahkan mobil yang dengan bebas berkendara di jalan raya tanpa memiliki SIM, terutama pelajar. Alasan mereka untuk tetap berkendara ialah karena jauhnya jarak dari sekolah dan rumah mereka masing-masing. Sebelumnya masalah tersebut sudah di solusikan oleh ditambah nya unit kendaraan umum. Namun kembali ke masalah yang paling utama, yaitu kurang memadai-nya fasilitas kendaraan umum di Jakarta. Bahkan “Busway”, kendaraan yang di perkirakan akan menjadi kendaraan umum yang aman, nyaman dan bebas hambatan nyatanya menjadi kendaraan umum yang penuh sesak bahkan tidak lagi merupakan kendaraan umum yang bebas hambatan dikarenakan pengendara mobil pribadi yang memasuki jalur busway hingga mengakibatkan penumpukan di jalur tersebut.
Selain itu, para pelajar pengguna kendaraan bermotor berkomitmen bahwa membawa motor sendiri sudahlah menjadi trend di kalangan remaja. Hal ini dapat dilihat oleh bervariasinya motor yang digunakan oleh para pelajar tersebut, bahkan kondisi motor mereka sudah tidak sesuai dengan apa yang tertulis di surat-surat (STNK) mereka. Hal inilah yang menyebabkan mereka tetap berkendara.
Cepat dan fleksibel merupakan alasan yang paling utama yang di rasakan oleh semua pengendara motor, mereka lebih cepat sampai ke tujuan karena bentuk motor yang relatif kecil untuk menyalip di antara kemacetan.
Selain para pelajar, banyak juga orang dewasa yang tertangkap mengendarain motor tanpa SIM. Mereka beralasan membuat SIM sangat sulit bahkan mahal. Mereka mempunyai prinsip “tidak salah jika tidak mempunyai SIM selama tidak melanggar lalu lintas” nyatanya, pelanggaran lalu lintas lebih sering dilakukan oleh pengendara motor yang tidak memiliki SIM.
Sudah banyak solusi yang di laksanakan oleh dinas perhubungan dan polisi lalu lintas dalam menindak masalah ini. Namun kesadaran masyarakan lah yang berperan paling penting dalam masalah ini. Disisi lain, razia merupakan solusi yang tidak efektif, karena tidak memungkinkan untuk mengecek semua pengendara yang lewat. Selain itu, razia pengendara motor juga sering menyebabkan kemacetan di jalanan.
Untuk itu mari kita patuhi dan penuhi syarat-syarat untuk berkendara, karena kesaradaran kita adalah kunci utama untuk menciptakan tertibnya berlalu lintas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar