Pages

Jumat, 30 September 2016

SUKSES KARENA BEKERJA ATAU MENJADI WIRAUSAHA



Setiap manusia pasti ingin memiliki masa depan yang cerah dan terjamin dalam sisi finansialnya, atau lebih dikenal sebagai orang yang “sukses”. Sukses pun tidak hanya didefinisikan seperti demikian saja. Kesuksesan dapat diukur dari berbagai sisi, tergantung cara orang lain menilainya. Banyak yang menganggap orang sukses jika dapat memenuhi semua kebutuhan sehari-harinya, bahkan ada orang yang menganggap orang sukses jika terlihat tidak memiliki beban hidup.
Bagaimanapun, semua orang pasti ingin menjadi orang yang sukses. Namun, jika ingin sukses, anda tidak boleh hanya diam dan meminta uang dari orang-tua. Anda harus bekerja sendiri untuk mencapai kesuksesan itu. Pasti akan menjadi kebanggaan jika anda dapat mencapai kesuksesan berkat diri sendiri.
Bekerja pun ada dua macam. Bekerja untuk orang lain, atau mempekerjakan orang lain, atau membuka usaha sendiri yang lebih dikenal sebagai wirausaha. Disini saya akan membahas orang-orang yang sukses karena bekerja ataupun karena menjadi wirausaha. Berikut adalah orang-orang yang sukses karena bekerja

SUKSES KARENA BEKERJA
Bekerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan uang yang akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya ataupun untuk keluarganya. Banyak jenis pekerjaan saat ini yang dapat dijadikan sebagai profesi, contohnya adalah guru, polisi, dokter dan lain-lain. Namun apakah hanya dengan bekerja demikian dapat membuat anda sukses? Berikut adalah 3 contoh orang yang sukses karena bekerja
1.     Hamdan Zoelva
Suami dari R.A. Nina Damayanti, S.H. (pengacara) ini mengawali pendidikan di Madrasah Tsanawiyah, Bima, 1975-1977. Kemudian melanjut ke Madrasah Aliyah, Bima, 1977-1981 dan Fakultas Hukum Unhas, Makassar, 1981-1986. Kemudian, memperdalam pengetahun di Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang, 1999 serta mengikuti kursus Bahasa Inggris LPM, Jakarta, 1988 dan kursus Pasar Modal Depkeu, Jakarta, 1994.
Ayah dari tiga anak ini (Muhammad Faris Aufar, tanggal lahir 12-09-1992, SDN II, Jakarta; Ahmad Arya Hanafi, tanggal lahir 13-08-1994, SDN I, Jakarta; dan A. Adib Karamy, tanggal lahir 10-11-2001), menjadi anggota Fraksi PBB DPR dari Daerah Pemilihan Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kiprahnya sebagai anggota DPR cukup menonjol. Ia adalah anggota Bamus DPR RI, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Anggota BP MPR RI, Sekretaris Fraksi PBB DPR RI, dan Wakil Sekretaris Fraksi PBB MPR RI. Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota Komisi A (Amandemen UUD) MPR RI, dan anggota Panitia Ad Hoc I (Amandemen UUD 1945) MPR RI.
Sebelum menjadi anggota DPR ia sempat berprofesi guru sebagai Asisten Dosen Fakultas Hukum Unhas, Makassar, 1986-1987 dan Asisten Dosen Fakultas Syari'ah IAIN, Makassar, 1986-1987. Kemudian, beralih menjadi asisten Pengacara OC. Kaligis and Association, Jakarta, 1987-1990 dan Rekan Pengacara Law Firm SPJH and J, Jakarta, 1990-1997, sampai akhirnya ia mendirikan HSJ, Jakarta, 1997-2000.
Ia seorang politisi yang religius. Hal ini tak terlepas dari pengasuhan orang tuanya. Ayahnya, H. Muhammad Hasan, BA adalah seorang pensiunan Guru Agama. Sementara, ibunya, Hajjah Siti Zaenab, seorang ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan pendidikan agama anak-anaknya.
Pria yang hobi olahraga golf ini menguasai bahasa Inggris secara aktif dan bahasa Arba pasif. Ia juga berkecimpung dalam beberapa organisasi, antara lain anggota Ikham Jakarta, anggota Ikadin Jakarta, 1994-sekarang, Ketua Badko HMI Indonesia Timur, 1985-1987, Ketua PPMI, Jakarta, 1998-2000, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PBB, Jakarta, 1998-2000.
Ketua Umum PP Pemuda Bulan Bintang, Jakarta, 1998-sekarang, Ketua DPP PBB, Jakarta, 2000-2005, dan Deputy Chairman Asean Muslim Youth Secretariat (AMSEC) kedudukan di Kuala Lumpur.
Selain bekerja sebagai seorang profesional (konsultan, pengacara, dll), ia juga memiliki perusahaan
2.     B. J. Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa dipanggil B.J. Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie  dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilanPresiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
3.     Raditya Dika
Raditya Dika adalah seorang penulis, pelawak, aktor, pemeran, model dan sutradara yang berasal dari Indonesia. Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Ia menuliskan pengalamannya sehari-hari, tulisan-tulisan tersebut berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya ia tulis pada tahun 2005 yang berjudul "Kambing Jantan" masuk kategori best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Raditya Dika saat kuliah di Australia. 
Tulisan Raditya bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay). Ia memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan penulis lainnya, yaitu pada setiap judul karya tulisan yang dibuatnya selalu mengangkat nama-nama hewan salah satunya adalah "Kambing Jantan".

Raditya Dika lahir pada tanggal 28 Desember 1984, di Jakarta. Nama aslinya adalah Dika Angkasaputra Moerwani, namun ia menggantinya saat duduk di bangku kelas 4 SD. Saat itu ia meminta izin kepada orang tuanya untuk mengganti namanya dari Dika Angkasaputra Moerwani menjadi Raditya Dika.
Pergantian namanya tersebut tidak secara resmi bahkan akte kelahirannya masih tertulis dengan nama Dika Angkasaputra Moerwani. Saat Ujian kelulusan SD, ia diminta pihak sekolah untuk menuliskan namanya pada lebar formulir, tapi ia menulis namanya sebagai "Raditya Dika", bukan nama yang tertulis di akte kelahirannya. Hal tersebut mebuat ijazah SD yang seharusnya bernama Dika Angkasaputra Moerwani menjadi Raditya Dika. 
Tidak hanya saat SD (Sekolah Dasar), saat memasuki SMP (Sekolah Menengah Pertama) ia menuliskan nama Raditya Dika mengikuti ijazah SD, bukan mengikuti nama akte kelahiran. Ia pun terdaftar di SMP Tarakanita I dengan nama Raditya Dika. Sejak saat itu namanya dalam kehidupan pendidikannya menjadi Raditya Dika. Ia juga akrab dipanggil teman-temannya dengan nama Radith. Tidak hanya ijazah saja yang salah dalam penulisan namanya. KTP (Kartu Tanda Penduduk), SIM (Surat Izin Mengemudi), juga menggunakan nama Raditya Dika.

SUKSES KARENA MENJADI WIRAUSAHA
Wirausaha adalah orang yang bekerja untuk sendiri, bukan orang lain sebagai atasannya. Atau dengan kata lain, wirausaha adalah seorang pengusaha, yaitu orang yang membuka usahanya sendiri untuk dikembangkan demi mendapatkan untung. Berikut adalah tiga contoh orang yang sukses karena menjadi wirausaha
1.     Yasa Singgih
Never too young to become a billionaire. Inilah prinsip hidup Yasa, pria yang lahir dengan nama lengkap Yasa Paramita Singgih pada tanggal 23 April 1995 di Kota Bekasi. Terlahir di keluarga yang sederhana namun memberikan pendidikan moral begitu baik menjadikan Yasa anak yang mandiri sejak kecil.

Dengan latar belakang ingin mandiri sejak muda dan membantu meringankan beban ekonomi keluarga, sejak berusia 15 tahun ia sudah mulai mencari uang sendiri dengan bekerja di beberapa event organizer milik temannya. Di usia yang sama ia juga beberapa kali mencoba berjualan online, namun hasilnya tidak sesuai harapan. Alhasil pada usia 16 tahun Yasa banting setir ke usaha fesyen dengan mengambil barang grosiran dari Tanah Abang. Sempat mengalami masa panen dalam bisnis kaosnya, Yasa nekat mencoba peruntungannya ke bidang bisnis lain yaitu kuliner. Namun hasilnya lagi lagi tak sesuai harapan, ia menanggung kerugian ratusan juta di usia 18 tahun akibat kegagalannya di bisnis kuliner.
Pada usia 19 tahun Yasa memulai kembali bisnisnya dari 0, melihat peluang yang sangat besar, ia membangun merk fesyen pria dengan nama Mens Republic yang bergerak di dunia online. Berawal dari menjalankan bisnisnya sendiri saja & hanya dari 4 lusin produksi sepatu pertamanya, kini Mens Republic telah bertransformasi menjadi brand fashion Indonesia yang digandrungi oleh pria muda Indonesia, customer Mens Republic kini sudah sampai ke seluruh Indonesia dan 8 negara di Asia. Saat ini Yasa sedang menjalani kuliah di Bina Nusantara University jurusan Marketing Communication & sudah mendirikan perusahaan bernama PT Paramita Singgih untuk menaungi bisnisnya tersebut. Visi Yasa dan PT Paramita Singgih adalah menjadi perusahaan pemilik merk fesyen & consumer goods berbasis online terbanyak, terbesar & terbaik di Indonesia.
Atas karyanya membangun Mens Republic yang memberikan dampak bagi industri fesyen local brand di Indonesia, serta cerita perjalanan bisnisnya yang menginspirasi banyak orang saat ini hampir seluruh media nasional dalam bentuk elektronik, cetak & internet telah meliput Yasa & Mens Republic. Tepat di usia 20 tahun ia juga telah menerbitkan buku Never Too Young to Become a Billionaire yang penjualannya sangat fantastis hingga mendapatkan predikat national best seller dalam waktu yang sangat singkat walaupun ini adalah buku pertamanya.
Berkat semua yang dilakukan Yasa & Mens Republic, ia telah menjadi narasumber di berbagai institusi mulai dari Kementerian Republik Indonesia, perusahaan multinasional hingga nasional sampai universitas universitas terbaik di seluruh Indonesia.
Yasa juga telah mendapatkan beberapa penghargaan skala nasional hingga internasional atas semua yang ia lakukan dalam dunia bisnis di Indonesia :
- Tokoh Nyata Film Dokumenter Pemimpin Muda Dunia Bisnis dari Kementerian Pemuda & Olahraga Republik Indonesia tahun 201
- Juara 1 Wirausaha Muda Mandiri Nasional Kategori Mahasiswa Bidang Kreatif tahun 201
- Youth Marketeers Of The Year Award 2016 by Mark Plu
- Forbes 30 Under 30 Top Promising Young Leaders, Daring Entrepreneurs and Game Changers in Asia by Forbes 201
- The Youngest Forbes 30 Under 30 Asia in Retail & E-commerce Category 2016
Yasa Paramita Singgih saat ini dikenal sebagai ikon entrepreneur muda Indonesia, ia adalah cerita nyata dari pepatah From Zero to Hero.Visi besar seorang Yasa sebagai entrepreneur muda adalah menjadikan Indonesia yang kuat dengan semangat entrepreneurship di Indonesia serta menjadikan bisnisnya kebanggaan bangsa Indonesia yang dapat maju hingga dunia internasional.
2.     Bob Sadino
Bob Sadino lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933 dan wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Dirinya lebih akrab dipanggil dengan nama ‘om Bob’. Beliau merupakan seorang pengusaha Indonesia yang bisnisnya berkecimpung dalam bidang pangan dan peternakan. Bob sadino merupakan pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. dalam kesehariannya, ia sering terlihat mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino Sendiri lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan.
Dalam hidupnya Bob Sadino pernah mendirikan usaha persewaan mobil mercedes dan dia sndiri yang menyopirnya, karena sebuah kecelakaan dan mobilnya mengalami rusak parah bob akhirnya beralih menjadi kuli bangunan dengan gaji upah harian, dan kemudian bob mengembangkan bisnis telur dan seiring berjalannya waktu dirinya mengembangkan usaha peternakan ayam . telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. kemudian Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Bob sadino merupakan pengusaha yang sukses , Kesuksesannya berawal dari usaha pangan dan peternakan. Buktinya dari kesuksesannya adalah supermarket Kem Chicks dimana sebagian besar pelanggannya merupakan warga negara asing. Dia juga sukses mendirikan pabrik sosis dan ham serta kebun sayur yang bernama PT Kem Foods dan PT Kem Farms.
Disat usianya 75 tahun, Bob sadino Setelah sempat dirawat selama 2 bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya tutup usia di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin, 19 januari 2015 setelah mengidap penyakit yaitu infeksi saluran pernafasan kronis. Sebenarnya Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014.
3.     Nadiem Makarim


Dream - " Ternyata lebih dari 70 persen waktu kerja tukang ojek hanya menunggu pelanggan, ditambah kemacetan Jakarta." Kalimat itu meluncur dari mulut Nadiem Makarim, pemuda 31 tahun lulusan universitas ternama di Amerika Serikat.
 "Saya dididik dari kecil untuk kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering sekolah di luar negeri,"
Tak semua orang mengenal sosok Nadiem. Namun coba sebut Go-Jek. Masyarakat ibukota dan kota besar di wilayah satelit ibukota pasti langsung tersadar. Go-Jek adalah Nadiem. Dialah pendiri moda transportasi ojek modern di ibukota.
Ide bisnis pria kelahiran 4 Juli 1984 ini lahir tanpa sengaja. Perbincangannya dengan tukang ojek langganan membuka cakrawala bisnis baru.
" Jika ada layanan transpor dan delivery (pengantaran) yang cepat dan praktis, pasti akan sangat membantu warga Jakarta," ujar Nadiem.
Berbekal ambisi besar menjadi seorang entrepreneur, Nadiem pelan-pelan mewujudkan idenya tersebut. Sampai akhirnya, Go-Jek mulai beroperasi tahun 2011. Kawasan Jabodetabek jadi targetnya menjalankan bisnis sekaligus memberi layanan jasa transportasi dan kurir serba cepat dan proaktif.
Tak hanya bisnis dan layanan semata, Go-Jek dibangun dengan misi sosial. Meningkatkan pendapatan para tukang ojek di Jakarta adalah mimpi Nadiem.
Dunia pendidikan membuat Nadiem harus meninggalkan bisnis yang dibangunnya tersebut. Meski harus bertandang ke Amerika Serikat, toh hasrat bungsu dari 3 bersaudara ini untuk terus mengembangkan GO-JEK, tetap hidup.
Nadiem mulai berpikir untuk menggandeng berbagai perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Otak bisnis Nadiem memang sudah terasah cukup tajam. Mengawali sekolah dasar di Jakarta, Nadiem pernah merasakan ketatnya sistem pendidikan di sebuah SMA di Singapura. Memasuki dunia mahasiswa, Nadiem memilih jalur sarjana di Brown University AS. Jurusan International Relations jadi incarannya. Selama satu tahun, Nadiem sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics.
Tak puas menjadi sarjana, Nadiem pulang ke Indonesia dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School.
Lulus dari Brown, Nadiem tak butuh waktu lama terjun ke dunia kerja. Berbekal ijazah yang dimilikinya, Nadiem direkrut menjadi Management Consultant di sebuah lembaga konsultan ternama McKinsey & Company. Di perusahaan ini, Nadiem menghabiskan waktu 3 tahun di kantor mereka di Jakarta.
Selama bekerja itulah, Nadiem banyak membantu berbagai perusahaan besar di berbagai sektor mengatasi kendala-kendala bisnis mereka.
Melihat latar belakang keluargnya, Nadiem sebetulnya bukan lahir dari kalangan pengusaha. Ayahnya yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah berprofesi sebagai pengacara, sementara ibu dari Pasuruan, Jawa Timur bekerja di bidang non-profit.
" Di keluarga hanya saya yang aktif di bidang entrepreneurship," ujar Nadiem.
Meski memilih jalur berbeda, toh Nadiem cukup beruntung memiliki orang tua yang pengertian. Kedua orangtua selalu mendukung usahanya. Hanya ada satu syarat yang diberikan. Usaha Nadiem harus bisa membantu masyarakat Indonesia.
" Saya dididik dari kecil untuk kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering sekolah di luar negeri. Orangtua saya sangat nasionalis, dan karena itu passion saya untuk Indonesia sangat besar," tambahnya.

Berdasarkan tokoh-tokoh diatas, karakter dari masing-masing pribadi berbeda-beda. Banyak hal positif yang dapat ditiru dari mereka. Dari keenam sosok diatas, saya pribadi lebih menyukai orang-orang yang berwirausaha. Yasa Singgih memulai usahanya di usia yang sangat muda, dan sudah sukses di usia yang muda pula. Nadiem Makarim membuka lapangan kerja bagi puluhan ribu orang tanpa ijazah untuk dapat mencari nafkah dengan lebih terfasilitasi. Bob Sadino dikenal sebagai pengusaha yang “nyantai”. Walaupun sudah sukses dan dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, beliau tidak malu untuk tetap rendah hati, bahkan memakai pakaian yang sangat sederhana kemanapun.
Namun bukan berarti saya tidak mengagumi orang yang sukses karena bekerja. Raditya Dika adalah sosok yang saya kagumi karena sukses dalam menghibur banyak orang oleh karya yang dibuatnya. B. J. Habibie merupakan salah satu inspirasi saya dalam mengambil jurusan Teknik Industri, karena beliau merupakan Bapak Teknik Industri di Indonesia. Hamdan Zoelva menjadi salah satu sosok yang saya kagumi setelah melihat beberapa sidang yang dipimpin oleh beliau dengan ketegasannya dan dikagumi oleh banyak masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar