Setiap manusia pasti
ingin memiliki masa depan yang cerah dan terjamin dalam sisi finansialnya, atau
lebih dikenal sebagai orang yang “sukses”. Sukses pun tidak hanya didefinisikan
seperti demikian saja. Kesuksesan dapat diukur dari berbagai sisi, tergantung
cara orang lain menilainya. Banyak yang menganggap orang sukses jika dapat
memenuhi semua kebutuhan sehari-harinya, bahkan ada orang yang menganggap orang
sukses jika terlihat tidak memiliki beban hidup.
Bagaimanapun, semua
orang pasti ingin menjadi orang yang sukses. Namun, jika ingin sukses, anda
tidak boleh hanya diam dan meminta uang dari orang-tua. Anda harus bekerja
sendiri untuk mencapai kesuksesan itu. Pasti akan menjadi kebanggaan jika anda
dapat mencapai kesuksesan berkat diri sendiri.
Bekerja pun ada dua
macam. Bekerja untuk orang lain, atau mempekerjakan orang lain, atau membuka
usaha sendiri yang lebih dikenal sebagai wirausaha. Disini saya akan membahas
orang-orang yang sukses karena bekerja ataupun karena menjadi wirausaha. Berikut
adalah orang-orang yang sukses karena bekerja
SUKSES
KARENA BEKERJA
Bekerja adalah suatu kegiatan yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan uang yang akan digunakan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya ataupun untuk keluarganya. Banyak jenis pekerjaan saat
ini yang dapat dijadikan sebagai profesi, contohnya adalah guru, polisi, dokter
dan lain-lain. Namun apakah hanya dengan bekerja demikian dapat membuat anda
sukses? Berikut adalah 3 contoh orang yang sukses karena bekerja
1. Hamdan
Zoelva
Suami dari R.A. Nina Damayanti, S.H.
(pengacara) ini mengawali pendidikan di Madrasah Tsanawiyah, Bima, 1975-1977.
Kemudian melanjut ke Madrasah Aliyah, Bima, 1977-1981 dan Fakultas Hukum Unhas,
Makassar, 1981-1986. Kemudian, memperdalam pengetahun di Universitas Pelita
Harapan Karawaci, Tangerang, 1999 serta mengikuti kursus Bahasa Inggris LPM,
Jakarta, 1988 dan kursus Pasar Modal Depkeu, Jakarta, 1994.
Kiprahnya sebagai anggota DPR cukup
menonjol. Ia adalah anggota Bamus DPR RI, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Anggota
BP MPR RI, Sekretaris Fraksi PBB DPR RI, dan Wakil Sekretaris Fraksi PBB MPR
RI. Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota Komisi A (Amandemen UUD) MPR RI,
dan anggota Panitia Ad Hoc I (Amandemen UUD 1945) MPR RI.
Sebelum menjadi anggota DPR ia sempat berprofesi guru sebagai Asisten Dosen Fakultas Hukum Unhas, Makassar, 1986-1987 dan Asisten Dosen Fakultas Syari'ah IAIN, Makassar, 1986-1987. Kemudian, beralih menjadi asisten Pengacara OC. Kaligis and Association, Jakarta, 1987-1990 dan Rekan Pengacara Law Firm SPJH and J, Jakarta, 1990-1997, sampai akhirnya ia mendirikan HSJ, Jakarta, 1997-2000.
Sebelum menjadi anggota DPR ia sempat berprofesi guru sebagai Asisten Dosen Fakultas Hukum Unhas, Makassar, 1986-1987 dan Asisten Dosen Fakultas Syari'ah IAIN, Makassar, 1986-1987. Kemudian, beralih menjadi asisten Pengacara OC. Kaligis and Association, Jakarta, 1987-1990 dan Rekan Pengacara Law Firm SPJH and J, Jakarta, 1990-1997, sampai akhirnya ia mendirikan HSJ, Jakarta, 1997-2000.
Ia seorang politisi yang religius.
Hal ini tak terlepas dari pengasuhan orang tuanya. Ayahnya, H. Muhammad Hasan,
BA adalah seorang pensiunan Guru Agama. Sementara, ibunya, Hajjah Siti Zaenab,
seorang ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan pendidikan agama
anak-anaknya.
Pria yang hobi olahraga golf ini menguasai bahasa Inggris secara aktif dan bahasa Arba pasif. Ia juga berkecimpung dalam beberapa organisasi, antara lain anggota Ikham Jakarta, anggota Ikadin Jakarta, 1994-sekarang, Ketua Badko HMI Indonesia Timur, 1985-1987, Ketua PPMI, Jakarta, 1998-2000, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PBB, Jakarta, 1998-2000.
Ketua Umum PP Pemuda Bulan Bintang, Jakarta, 1998-sekarang, Ketua DPP PBB, Jakarta, 2000-2005, dan Deputy Chairman Asean Muslim Youth Secretariat (AMSEC) kedudukan di Kuala Lumpur.
Pria yang hobi olahraga golf ini menguasai bahasa Inggris secara aktif dan bahasa Arba pasif. Ia juga berkecimpung dalam beberapa organisasi, antara lain anggota Ikham Jakarta, anggota Ikadin Jakarta, 1994-sekarang, Ketua Badko HMI Indonesia Timur, 1985-1987, Ketua PPMI, Jakarta, 1998-2000, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PBB, Jakarta, 1998-2000.
Ketua Umum PP Pemuda Bulan Bintang, Jakarta, 1998-sekarang, Ketua DPP PBB, Jakarta, 2000-2005, dan Deputy Chairman Asean Muslim Youth Secretariat (AMSEC) kedudukan di Kuala Lumpur.
Selain bekerja sebagai seorang
profesional (konsultan, pengacara, dll), ia juga memiliki perusahaan
2. B. J. Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf
Habibie atau yang biasa dipanggil B.J. Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan
bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini
dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Masa kecil Habibie dilalui bersama
saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada
prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya
kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia
pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah
bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di
Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya,
terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit
di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau
masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau
mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang
kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie
menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor
kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh
kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat
dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award,
itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya
setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor
konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman,
sebelum memenuhi panggilanPresiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri
Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis,
dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung
menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan
presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya
Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka.
Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga
negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
3.
Raditya Dika
Raditya Dika adalah seorang penulis, pelawak, aktor,
pemeran, model dan sutradara yang berasal dari Indonesia. Raditya Dika dikenal
sebagai penulis buku-buku jenaka. Ia menuliskan pengalamannya sehari-hari,
tulisan-tulisan tersebut berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan.
Buku pertamanya ia tulis pada tahun 2005 yang berjudul "Kambing
Jantan" masuk kategori best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan
Raditya Dika saat kuliah di Australia.
Tulisan Raditya bisa digolongkan sebagai genre baru.
Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke
dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay). Ia
memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan penulis lainnya, yaitu
pada setiap judul karya tulisan yang dibuatnya selalu mengangkat nama-nama
hewan salah satunya adalah "Kambing Jantan".
Raditya Dika lahir pada tanggal 28 Desember 1984, di
Jakarta. Nama aslinya adalah Dika Angkasaputra Moerwani, namun ia menggantinya
saat duduk di bangku kelas 4 SD. Saat itu ia meminta izin kepada orang tuanya
untuk mengganti namanya dari Dika Angkasaputra Moerwani menjadi Raditya Dika.
Pergantian namanya tersebut tidak secara resmi
bahkan akte kelahirannya masih tertulis dengan nama Dika Angkasaputra Moerwani.
Saat Ujian kelulusan SD, ia diminta pihak sekolah untuk menuliskan namanya pada
lebar formulir, tapi ia menulis namanya sebagai "Raditya Dika", bukan
nama yang tertulis di akte kelahirannya. Hal tersebut mebuat ijazah SD yang
seharusnya bernama Dika Angkasaputra Moerwani menjadi Raditya Dika.
Tidak hanya saat SD (Sekolah Dasar), saat memasuki
SMP (Sekolah Menengah Pertama) ia menuliskan nama Raditya Dika mengikuti ijazah
SD, bukan mengikuti nama akte kelahiran. Ia pun terdaftar di SMP Tarakanita I
dengan nama Raditya Dika. Sejak saat itu namanya dalam kehidupan pendidikannya
menjadi Raditya Dika. Ia juga akrab dipanggil teman-temannya dengan nama
Radith. Tidak hanya ijazah saja yang salah dalam penulisan namanya. KTP (Kartu
Tanda Penduduk), SIM (Surat Izin Mengemudi), juga menggunakan nama Raditya
Dika.
SUKSES KARENA MENJADI WIRAUSAHA
Wirausaha adalah
orang yang bekerja untuk sendiri, bukan orang lain sebagai atasannya. Atau dengan
kata lain, wirausaha adalah seorang pengusaha, yaitu orang yang membuka
usahanya sendiri untuk dikembangkan demi mendapatkan untung. Berikut adalah
tiga contoh orang yang sukses karena menjadi wirausaha
1.
Yasa Singgih
Never too young to become a billionaire. Inilah
prinsip hidup Yasa, pria yang lahir dengan nama lengkap Yasa Paramita Singgih
pada tanggal 23 April 1995 di Kota Bekasi. Terlahir di keluarga yang sederhana
namun memberikan pendidikan moral begitu baik menjadikan Yasa anak yang mandiri
sejak kecil.
Dengan latar belakang ingin mandiri sejak muda dan
membantu meringankan beban ekonomi keluarga, sejak berusia 15 tahun ia sudah
mulai mencari uang sendiri dengan bekerja di beberapa event organizer milik
temannya. Di usia yang sama ia juga beberapa kali mencoba berjualan online,
namun hasilnya tidak sesuai harapan. Alhasil pada usia 16 tahun Yasa banting
setir ke usaha fesyen dengan mengambil barang grosiran dari Tanah Abang. Sempat
mengalami masa panen dalam bisnis kaosnya, Yasa nekat mencoba peruntungannya ke
bidang bisnis lain yaitu kuliner. Namun hasilnya lagi lagi tak sesuai harapan,
ia menanggung kerugian ratusan juta di usia 18 tahun akibat kegagalannya di
bisnis kuliner.
Pada usia 19 tahun Yasa memulai kembali bisnisnya
dari 0, melihat peluang yang sangat besar, ia membangun merk fesyen pria dengan
nama Mens Republic yang bergerak di dunia online. Berawal dari menjalankan
bisnisnya sendiri saja & hanya dari 4 lusin produksi sepatu pertamanya,
kini Mens Republic telah bertransformasi menjadi brand fashion Indonesia yang
digandrungi oleh pria muda Indonesia, customer Mens Republic kini sudah sampai
ke seluruh Indonesia dan 8 negara di Asia. Saat ini Yasa sedang menjalani
kuliah di Bina Nusantara University jurusan Marketing Communication & sudah
mendirikan perusahaan bernama PT Paramita Singgih untuk menaungi bisnisnya
tersebut. Visi Yasa dan PT Paramita Singgih adalah menjadi perusahaan pemilik
merk fesyen & consumer goods berbasis online terbanyak, terbesar &
terbaik di Indonesia.
Atas karyanya membangun Mens Republic yang
memberikan dampak bagi industri fesyen local brand di Indonesia, serta cerita
perjalanan bisnisnya yang menginspirasi banyak orang saat ini hampir seluruh
media nasional dalam bentuk elektronik, cetak & internet telah meliput Yasa
& Mens Republic. Tepat di usia 20 tahun ia juga telah menerbitkan buku
Never Too Young to Become a Billionaire yang penjualannya sangat fantastis
hingga mendapatkan predikat national best seller dalam waktu yang sangat
singkat walaupun ini adalah buku pertamanya.
Berkat semua yang dilakukan Yasa & Mens
Republic, ia telah menjadi narasumber di berbagai institusi mulai dari
Kementerian Republik Indonesia, perusahaan multinasional hingga nasional sampai
universitas universitas terbaik di seluruh Indonesia.
Yasa juga telah mendapatkan beberapa penghargaan
skala nasional hingga internasional atas semua yang ia lakukan dalam dunia
bisnis di Indonesia :
- Tokoh Nyata Film Dokumenter Pemimpin Muda Dunia
Bisnis dari Kementerian Pemuda & Olahraga Republik Indonesia tahun 201
- Juara 1 Wirausaha Muda Mandiri Nasional Kategori
Mahasiswa Bidang Kreatif tahun 201
- Youth Marketeers Of The Year Award 2016 by Mark
Plu
- Forbes 30 Under 30 Top Promising Young Leaders,
Daring Entrepreneurs and Game Changers in Asia by Forbes 201
- The Youngest Forbes 30 Under 30 Asia in Retail
& E-commerce Category 2016
Yasa Paramita Singgih saat ini dikenal sebagai ikon
entrepreneur muda Indonesia, ia adalah cerita nyata dari pepatah From Zero to
Hero.Visi besar seorang Yasa sebagai entrepreneur muda adalah menjadikan
Indonesia yang kuat dengan semangat entrepreneurship di Indonesia serta
menjadikan bisnisnya kebanggaan bangsa Indonesia yang dapat maju hingga dunia
internasional.
2.
Bob Sadino
Bob Sadino lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933
dan wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Dirinya lebih akrab dipanggil dengan
nama ‘om Bob’. Beliau merupakan seorang pengusaha Indonesia yang bisnisnya
berkecimpung dalam bidang pangan dan peternakan. Bob sadino merupakan pemilik
dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. dalam kesehariannya, ia sering
terlihat mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya. Bob Sadino Sendiri lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan.
Dalam hidupnya Bob Sadino pernah mendirikan usaha
persewaan mobil mercedes dan dia sndiri yang menyopirnya, karena sebuah
kecelakaan dan mobilnya mengalami rusak parah bob akhirnya beralih menjadi kuli
bangunan dengan gaji upah harian, dan kemudian bob mengembangkan bisnis telur
dan seiring berjalannya waktu dirinya mengembangkan usaha peternakan ayam .
telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang.
kemudian Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain
memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang
menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Bob sadino merupakan pengusaha yang sukses ,
Kesuksesannya berawal dari usaha pangan dan peternakan. Buktinya dari kesuksesannya
adalah supermarket Kem Chicks dimana sebagian besar pelanggannya merupakan
warga negara asing. Dia juga sukses mendirikan pabrik sosis dan ham serta kebun
sayur yang bernama PT Kem Foods dan PT Kem Farms.
Disat usianya 75 tahun, Bob sadino Setelah sempat
dirawat selama 2 bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya tutup usia di
Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin, 19 januari 2015 setelah
mengidap penyakit yaitu infeksi saluran pernafasan kronis. Sebenarnya Bob
Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan
usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya
meninggal dunia pada Juli 2014.
3.
Nadiem Makarim
Dream - "
Ternyata lebih dari 70 persen waktu kerja tukang ojek hanya menunggu pelanggan,
ditambah kemacetan Jakarta."
Kalimat itu meluncur dari mulut
Nadiem Makarim, pemuda 31
tahun lulusan universitas ternama di Amerika Serikat.
"Saya dididik dari kecil untuk
kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering
sekolah di luar negeri,"
Tak semua orang mengenal sosok Nadiem. Namun coba
sebut Go-Jek. Masyarakat ibukota dan kota besar di wilayah satelit ibukota
pasti langsung tersadar. Go-Jek adalah Nadiem. Dialah pendiri moda transportasi
ojek modern di ibukota.
Ide bisnis pria kelahiran 4 Juli 1984 ini lahir
tanpa sengaja. Perbincangannya dengan tukang ojek langganan membuka cakrawala
bisnis baru.
" Jika ada layanan transpor dan delivery
(pengantaran) yang cepat dan praktis, pasti akan sangat membantu warga
Jakarta," ujar Nadiem.
Berbekal ambisi besar menjadi seorang entrepreneur, Nadiem
pelan-pelan mewujudkan idenya tersebut. Sampai akhirnya, Go-Jek mulai
beroperasi tahun 2011. Kawasan Jabodetabek jadi targetnya menjalankan bisnis
sekaligus memberi layanan jasa transportasi dan kurir serba cepat dan proaktif.
Tak hanya bisnis dan layanan semata, Go-Jek dibangun
dengan misi sosial. Meningkatkan pendapatan para tukang ojek di Jakarta adalah
mimpi Nadiem.
Dunia pendidikan membuat Nadiem
harus meninggalkan bisnis yang dibangunnya tersebut. Meski harus bertandang ke
Amerika Serikat, toh hasrat bungsu dari 3 bersaudara ini untuk terus
mengembangkan GO-JEK, tetap hidup.
Nadiem mulai berpikir untuk menggandeng berbagai
perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Otak bisnis Nadiem memang sudah terasah cukup tajam.
Mengawali sekolah dasar di Jakarta, Nadiem pernah merasakan ketatnya sistem
pendidikan di sebuah SMA di Singapura. Memasuki dunia mahasiswa, Nadiem memilih
jalur sarjana di Brown University AS. Jurusan International Relations jadi
incarannya. Selama satu tahun, Nadiem sempat mengikuti foreign exchange di
London School of Economics.
Tak puas menjadi sarjana, Nadiem pulang ke Indonesia
dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard
Business School.
Lulus dari Brown, Nadiem tak butuh waktu lama terjun
ke dunia kerja. Berbekal ijazah yang dimilikinya, Nadiem direkrut menjadi
Management Consultant di sebuah lembaga konsultan ternama McKinsey &
Company. Di perusahaan ini, Nadiem menghabiskan waktu 3 tahun di kantor mereka
di Jakarta.
Selama bekerja itulah, Nadiem banyak membantu
berbagai perusahaan besar di berbagai sektor mengatasi kendala-kendala
bisnis mereka.
Melihat latar belakang keluargnya, Nadiem sebetulnya
bukan lahir dari kalangan pengusaha. Ayahnya yang berasal dari Pekalongan, Jawa
Tengah berprofesi sebagai pengacara, sementara ibu dari Pasuruan, Jawa Timur
bekerja di bidang non-profit.
" Di keluarga hanya saya yang
aktif di bidang entrepreneurship," ujar Nadiem.
Meski memilih jalur berbeda, toh Nadiem cukup
beruntung memiliki orang tua yang pengertian. Kedua orangtua
selalu mendukung usahanya. Hanya ada satu syarat yang diberikan. Usaha Nadiem
harus bisa membantu masyarakat Indonesia.
" Saya dididik dari kecil untuk kembali dan
berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering sekolah di luar
negeri. Orangtua saya sangat nasionalis, dan karena itu passion saya untuk
Indonesia sangat besar," tambahnya.
Berdasarkan
tokoh-tokoh diatas, karakter dari masing-masing pribadi berbeda-beda. Banyak hal
positif yang dapat ditiru dari mereka. Dari keenam sosok diatas, saya pribadi
lebih menyukai orang-orang yang berwirausaha. Yasa Singgih memulai usahanya di
usia yang sangat muda, dan sudah sukses di usia yang muda pula. Nadiem Makarim
membuka lapangan kerja bagi puluhan ribu orang tanpa ijazah untuk dapat mencari
nafkah dengan lebih terfasilitasi. Bob Sadino dikenal sebagai pengusaha yang “nyantai”.
Walaupun sudah sukses dan dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia,
beliau tidak malu untuk tetap rendah hati, bahkan memakai pakaian yang sangat
sederhana kemanapun.
Namun
bukan berarti saya tidak mengagumi orang yang sukses karena bekerja. Raditya
Dika adalah sosok yang saya kagumi karena sukses dalam menghibur banyak orang
oleh karya yang dibuatnya. B. J. Habibie merupakan salah satu inspirasi saya
dalam mengambil jurusan Teknik Industri, karena beliau merupakan Bapak Teknik
Industri di Indonesia. Hamdan Zoelva menjadi salah satu sosok yang saya kagumi
setelah melihat beberapa sidang yang dipimpin oleh beliau dengan ketegasannya
dan dikagumi oleh banyak masyarakat.
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/1255-bulan-bintang-dari-bima
http://kangeryu.blogspot.co.id/2014/01/biografi-singkat-bj-habibie.html
http://kangeryu.blogspot.co.id/2014/01/biografi-singkat-bj-habibie.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar