JENIS-JENIS STRATEGI
PEMASARAN
Di
bidang manajeman dan bisnis tentu kita sering mengenal istilah “pemasaran” dan
biasanya pemasaran identik dengan sales. Pemasaran merupakan salah satu
kegiatan terpenting dalam sebuah perusahaan atau bisnis perdagangan yang
dilakukan untuk meningkatkan usahanya dan juga menjaga kelangsungan hidup
perusahaan yang dijalaninya. Dalam melakukan pemasaran agar bisa berjalan
dengan baik, tentu harus memiliki keahlian dalam pemasaran. Untuk pembahasan
kali ini penulis fokuskan pada pengertian pemasaran itu sendiri yang dijelaskan
oleh para ahli.
1. Pengertian Pemasaran
Adapun pengertian
pemasaran menurut para ahli akan dijabarkan berikut ini :
·
William
J. Stanton
Pemasaran merupakan sistem keseluruhan
dari berbagai kegiatan bisnis atau usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga barang atau jasa, mempromosikannya, dan mendistribusikannya
kepada konsumen dan bisa memuaskan konsumen.
·
Kotler
& Amstrong
Pemasaran merupakan sebuah proses
managerial yang orang-orang didalamnya mendapatkan apa yang mereka inginkan
& butuhkan melalui penciptaan & pertukaran produk-produk yang
ditawarkan & nilai produknya kepada orang lain.
·
Philp
Kotler
Suatu kegiatan manusia yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proses pertukaran.
·
Philip
& Duncan
Pemasaran
merupakan sesuatu yang terdiri dari segala langkah yang digunakan untuk
menempatkan barang yang dijualbelikan ke tangan pembeli atau konsumen.
·
Wikipedia
Dalam wikipedia menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses penyusunan komunikasi yang terpadu & tujuannya untuk memberikan informasi tentang barang atau jasa yang diperjualbelikan yang kaitannya untuk memuaskan keinginan & kebutuhan masyarakat.
Dalam wikipedia menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses penyusunan komunikasi yang terpadu & tujuannya untuk memberikan informasi tentang barang atau jasa yang diperjualbelikan yang kaitannya untuk memuaskan keinginan & kebutuhan masyarakat.
·
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Th.2008
Pemasaran ialah proses; cara; perbuatan dalam memasarkan barang dagangan; perihal menyebarluaskan di tengah-tenganh masyarakat pada umumnya
Pemasaran ialah proses; cara; perbuatan dalam memasarkan barang dagangan; perihal menyebarluaskan di tengah-tenganh masyarakat pada umumnya
A.
Pemasaran Waralaba
Menurut
Blake & Associates (Blake, 1996), kata franchise berasal dari bahasa
Perancis kuno yang berarti bebas. Pada abad pertengahan franchise diartikan
sebagai hak utama atau kebebasan (Sewu, 2004, p. 15).
Menurut Queen (1 993:4-5) franchise adalah kegiatan pemberian lisensi dari pemegang usaha (franchisor) kepada pembeli merek usaha (franchisee) untuk berusaha dibawah nama dagang franchisor berdasarkan kon trak dan pembayaran royalti.
Menurut Queen (1 993:4-5) franchise adalah kegiatan pemberian lisensi dari pemegang usaha (franchisor) kepada pembeli merek usaha (franchisee) untuk berusaha dibawah nama dagang franchisor berdasarkan kon trak dan pembayaran royalti.
European
Code of Ethics for Franchising memberikan definisi franchise sebagai berikut
(European Code of Ethics for Franchising, 1992, p. 3): “Franchise adalah sistem
pemasaran barang dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada
kerjasama tertutup dan terus menerus antara pelaku-pelaku independent
(maksudnya franchisor dan individual franchisee) dan terpisah baik secara legal
(hukum) dan keuangan, dimana franchisor memberikan hak pada individual
franchisee, dan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai
dengan konsep dari franchisor” ( Sewu, 2004, p. 5-6).
Menurut
Winarto (1995, p. 19) Waralaba atau franchise adalah hubungan kemitraan yang
usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam
usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan khususnya dalam bidang usaha
penyediaan produk
dan jasa
langsung kepada konsumen.
1). Jenis/Bentuk Franchise
1). Jenis/Bentuk Franchise
Menurut Mohammad Su’ud ( 1994:4445) bahwa dalam praktek
franchise terdiri dari empat bentuk:
1.
Product Franchise
Suatu
bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan
produk dari petnernya dengan pembatasan areal.
2. Processing or Manufacturing Frinchise
2. Processing or Manufacturing Frinchise
Jenis
franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk
dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek
franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan
minuman.
Suatu
bentuk franchise dimana PT Ramako Gerbangmas membeli dari master franchise yang
mengeloia Mc Donald‘s di Indonesia yang hanya memberi know how pada PT Ramako
Gerbangmas tersebut untuk menjalankan waralaba Mc Donald’s.
3.
Bussiness Format atau System Franchise
Franchisor
memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang
dilakukan oleh Mc Donald’s dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket.
4.
Group Trading Franchise
Bentuk
franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun
pengecer yang dilakukan toko serba ada.
Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:
Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:
·
Product
Franchise
Produsen
menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran
menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada
pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan
pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus
membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari
hak-hak ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor,
menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh
franchisor.
·
Manufacturing Franchises
Jenis franchise ini memberikan hak pada
suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat,
dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini
seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
·
Business
Oportunity Ventures
Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik
bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan
tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik
bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu
biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin
penjualan otomatis atau distributorship.
·
Business
Format Franchising
Ini merupakan bentuk franchising yang
paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan
suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik
bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya
perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar
sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengaharuskan
pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.
2). Keunggulan dan Kelemahan Sistem Franchise
Franchising juga
merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin
bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki
usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga
kerugian-kerugian. Keunggulannya adalah:
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”
“Seperti dalam praktek retailing,
franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat
berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama
seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.” Selain itu menurut
Rachmadi keunggulan lainnya dari sistem franchise bagi franchisee, antara lain:
a. Pihak
franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee
dengan resiko yang relatif lebih rendah.
b. Pihak
franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat
dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti
kredibilitas mereknya.
c. Lebih dari
itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan
lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran. (Rachmadi, 2007, p. 7-8)
Sedangkan
kerugian sistem franchise bagi franchisee adalah:
a.
Sistem
franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee
terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh
franchisor.
b.
Sistem
franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan merek terkenal belum
tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan dan kehati-hatian
franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan harus bekerja keras
serta tekun.
c.
Franchisee
harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan
franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
d.
Tidak
semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
e.
Masih
adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan
atau tidak memperbaharui perjanjian. (Rachmadi, 2007,p. 9)
Contoh-contoh
usaha yang menggunakan strategi pemasaran waralaba antara lain: McDonald’s,
Pizza-Hut, KFC dan lain-lain
B. Pemasaran Langsung
Pemasaran
langsung terdiri dari hubungan langsung dengan pelanggan individu yang dibidik
secara seksama baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun membina hubungan
pelannggan yang berlangsung lama. Dengan menggunakan basis data yang rinci,
mereka merancang tawaran dan komunikasi pemasaran yang mampu menanggapi
kebutuhan-kebutuhan segmen yang sudah didefinisikan secara sempit atau bahkan
para pembeli individu. Lebih dari sekedar mengembangkan merek dan citra, mereka
biasanya mencari tanggapan pelanggan yang langsung, segera, dan dapat diukur.
1. Manfaat-Manfaat Pemasaran Langsung
a.
Manfaat-Manfaat bagi Pembeli
Pemasaran
langsung memberi manfaat kepada pembeli dalam banyak cara, antara lain:
·
Nyaman.
Para pelanggan tidak harus menghadapi kemacetan, menemukan tempat parkir, dan mengacak seluruh toko dan lorong untuk
menemukan dan meneliti produk. Mereka dapat berbelanja dengan membandingkan
produk melalui surat katalog dan menjelajahi situs internet.
·
Mudah
dan Bersifat Pribadi. Para pelanggan menghadapi lebih sedikit kebisingan
tawar-menawar ketika membeli dan tidak harus menghadapi wiraniaga atau menjadi
bulan-bulanan bujukan dagang yang memaksa-maksa dan emosional. Para pembeli
dari kalangan bisnis dapat mempelajari produk dan jasa yang tersedia tanpa
harus menunggu dan menyelesaikan urusan dengan tenaga penjual.
·
Informasi
Komparatif. Saluran online dan Internet juga memberi pelanggan akses ke banyak
informasi komparatif, informasi tentang perusahaan, produk, dan pesaingnya.
Situs-situs yang bagus sering memberikan informasi lebih banyak dalam bentuk
yang lebih berguna daripada yang dapat diberikan oleh pegawai penjualan yang
paling penuh perhatian pada profesinya.
·
Interaktif
dan Segera. Para pelanggan sering dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk
menciptakan dengan tepat konfigurasi informasi, produk, atau layanan yang
mereka inginkan, kemudian memesan atau men-download informasi tersebut secara
seketika.
b. Manfaat bagi Penjual
Pemasaran
langsung juga menghasilkan banyak manfaat bagi para penjual, yaitu:
·
Pembentukan
Hubungan dengan Konsumen. Para pemasar langsung menyusun atau membeli basis
data yang mengandung informasi rinci tentang pelanggan yang berpotensi
menghasilkan laba. Dengan menggunakan basis data itu, mereka membangun hubungan
yang kuat dan berkesinambungan dengan pelanggan.
·
Menurunkan
Biaya dan Meningkatkan Kecepatan dan Efisiensi. Para pemasar online terhindar
dari biaya pemeliharaan toko dan biaya sewa, asuransi, dan fasilitas umum yang
menyertainya. Para pelanggan berhubungan langsung dengan penjual sehingga
pemasaran online sering menghasilkan penurunan biaya dan peningkatan efisiensi
fungsi-fungsi saluran dan logistik seperti pemrosesan pesanan, penanganan
persediaan, pengiriman, dan promosi perdagangan
·
Fleksibilitas.
Para pemasar membuat penyesuaian terus-menerus pada tawaran dan
program-programnya. Sebagai contoh, katalog online dapat disesuaikan setiap
hari atau bahkan setiap jam, dengan mengadaptasi pilihan, harga, dan promosi
produk supaya sesuai dengan kondisi pasar yang terus berubah.
·
Global.
Internet merupakan medium global yang memungkinkan para pembeli dan penjual
meng-klik dari satu negara ke negara lain dalam hitungan detik. Pemasar online
kecil sekalipun akan mengetahui bahwa mereka mempunyai akses langsung ke pasar
global.
2. Kelebihan Direct Marketing
a.
Targeting:
Targeting merupakan suatu strategi untuk memilih, menyeleksi dan menjangkau suatu
pasar. Dengan Direct Marketing diharapkan suatu produk/jasa dapat menjangkau
target pasarnya.
b.
Cost
Effective: Biaya yang dikeluarkan jauh lebih efektif mengingat penjualan yang
dilakukan adalah penjualan yang berulang (repeat sales) dengan target pasar
yang cukup jelas.
c.
Flexibility:
Direct marketing dapat dilakukan melalui berbagai jenis bentuk media.
d.
Control
& Accountability: Dengan Direct Marketing akan mudah dihitung respon yang
muncul dari kegiatan marketing disamping dapat mempermudah pembuatan anggaran
promosi.
e.
Measures
of Effectiveness: Dengan direct media, feedback dapat diperoleh langsung dari
konsumen.
f.
Opportunity
to Test: Dengan Direct Marketing, kegiatan riset harga, promosi, dan penentuan
waktu dapat dengan mudah dilakukan.
g.
Consumer
Database: Database konsumen dapat dengan mudah dibentuk dalam Direct Marketing
sehingga dapat diraih penjualan yang berulang dari satu pelanggan.
3. Kekurangan Direct Marketing
a.
Image
Factors: Direct Marketing yang dilakukan lewat pengiriman surat misalnya, konsumen
yang ditelepon setiap saat ataupun penawaran lewat sales dapat menimbulkan
citra negatif dimata konsumen terutama saat konsumen membutuhkan privacy atau
tidak mau diganggu. Peran perusahaan dalam melihat saat yang tepat bagi
konsumen merupakan solusi masalah ini.
b.
Ketepatan:
Tingkat ketepatan daftar yang digunakan untuk menunjuk target market yang
dituju terkadang terlalu rendah, karena daftar yang digunakan tidak sesuai
dengan target market yang disasar oleh perusahaan.
c.
Content
Support: Untuk melaksanakan Direct Marketing diperlukan fasilitas dan sarana
yang cukup memadai,
d.
misalnya
fasilitas telepon on-line, SDM yang handal dan menguasai informasi suatu
produk/jasa dimana perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
menyediakan fasilitas tersebut.
e.
Rising
Costs: Semakin lama harga-harga untuk iklan yang menggunakan media direct mail
makin mahal, sehingga banyak yang beralih menggunakan media internet.
Sejumlah usaha
alternative pada usaha pemula dana oleh para wiraswastawan untuk pemasaran langsung
diantaranya:
1.
Periklanan terklasifikasi
2.
Periklanan display
3.
Kiriman pos langsung
4.
Catalog penjualan
5.
Pemasaran tanggapan langsung media
C. Multi Level Marketing
Sebagian
masyarakat masih beranggapan bahwa pengertian multi level marketing (MLM)
identik atau sama dengan sales atau tenaga penjual pada umunya, padahal
keduanya berbeda. Sales hanya akan mendapatkan satu keuntungan saja, sedangkan
MLM akan mendapatkan keuntungan ganda berupa bonus, seperti bonus eceran, bonus
prestasi dan bonus perkembangan, potongan harga, dan incentive-incentive
lainnya. Salesman konvensional mendapatkan motivasi dari berbagai macam
training yang diselenggarakan perusahaan, sedangkan para networker memiliki
komunitas yang lebih solid dan sistem pemberdayaan yang lebih canggih. Para
upline membuat suatu kelompok dan bertindak sebagai pembimbing downline. Mereka
membuat pertemuan-pertemuan reguler, yang tujuan utamanya adalah untuk
memberikan morivasi bagi para anggotan MLM (Dewi, 2004).
Strategi MLM
adalah suatu cara atau metode yang dirancang oleh perusahaan untuk menawarkan
suatu produk dan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, dengan jalan
melaksanakan penjualan secara langsung kepada konsumen melalui suatu jaringan
yang dikembangkan oleh para distributor lepas. MLM disebut juga dengan network
marketing, yang intinya adalah membentuk jaringan bisnis atau pemasaran dan
membagi-bagi keuntungan bersama (“Surya”, 1994: 7). Perusahaan yang menggunakan
strategi MLM akan mendistribusikan produk-produknya melalui sebuah jaringan
yang terdiri dari para pelaku bisnis independent di seluruh dunia secara bebas
(Valentine, 2003).
Tugas utama para
distributor perusahaan MLM relatif sederhana yaitu menjual produk secara
langsung kepada konsumen dan mencari teman atau anggota baru agar ikut
bergabung dan bersedia memasarkan produk-produk perusahaan. Untuk dapat meraih
kesuksesan dalam sistem ini setiap distributor harus bekerja keras menjual
produk-produk perusahaan kepada konsumen dan mencari mitra kerja untuk
melakukan hal yang sama sebanyak-banyaknya, sehingga mempunyai jaringan yang
luas.
Penghasilan
mereka diperoleh dari laba grosir, laba eceran, dan persentase dari volume
penjualan total kelompok atau jaringan yang berhasil dibentuk.
1. Kelebihan MLM
Keunggulan
metode ini adalah ketika mereka menjadi anggota pasif masih memungkinkan untuk
mendapatkan penghasilan atau bonus (passive income) asal dapat mensponsori
anggota sebanyak mungkin. Mereka yang berprestasi tinggi akan mendapatkan penghasilan
yang tinggi pula.
a.
Proses
Mudah dan Cepat
Jika
Anda ingin bergabung ke dalam bisnis MLM ini, Anda tidak perlu membuang-buang
banyak waktu. Anda tinggal membayar biaya pendaftaran (keanggotaan) yang
nominalnya sudah ditentukan. Biaya itu juga berlaku seumur hidup, sehingga Anda
hanya perlu bayar sekali saja. Selain itu, Anda juga diwajibkan untuk belanja
produk tertentu yang sudah ditetapkan juga. Namun, ada berberapa MLM yang hanya
mewajibkan anggotanya membayar biaya keanggotaan tanpa membeli produk.
b. Produk Unik dan
Langka
Jika
Anda mengamati brosur produk yang ditawarkan MLM tertentu, sebagian besar
produk itu tidak bisa ditemukan di tempat lain. Produk yang dijual memang
benar-benar unik dan menarik. Sebagian besar produk MLM adalah obat herbal atau
produk lain yang menunjang kesehatan.
c. Mudah Menjalankan
Bisnis
Sekali
Anda bergabung dalam bisnis ini, Anda hanya tinggal mencari downline baru
dengan melakukan presentasi. Setiap presentasi hanya butuh waktu sekian jam.
Kegiatan ini tentunya tidak akan membuang waktu Anda sehingga bisnis MLM memang
bisa dijalankan sebagai bisnis sampingan. Tugas utama Anda hanya mencari
downline.
d. Anggota MLM
Biasanya Bermotivasi Tinggi
Jika
Anda pernah bertemu dengan pebisnis MLM, Anda mungkin menemukan perbedaan dalam
cara berbicara, berpikir, dan bertingkah laku. Anggota MLM biasanya selalu
antusias menawarkan sistem bisnis mereka. Bahkan, mereka bisa saja mengoceh
sampai mulutnya berbusa. Mereka selalu menawarkan janji-janji dan impian yang
bisa diraih selama mengikuti bisnis MLM. Bahkan, mereka selalu mengatakannya
dengan penuh percaya diri. Penulis sendiri juga salut terhadap ketekunan mereka
dalam menjalankan bisnis ini.
2. Kekurangan MLM
Bisnis
MLM tidak selalu menarik bagi semua orang. Banyak sekali orang yang merasa
tertipu dengan sistem bisnis semacam ini. Bahkan, ada juga orang yang
mengganggap bahwa semua pihak yang terlibat dalam bisnis MLM adalah penipu.
Kenapa mereka bisa berpendapat seperti itu? Inilah alasannya.
a. Produk MLM Mahal
Pernahkah
Anda membandingkan produk yang ditawarkan MLM tertentu dengan produk yang
dijual bebas di pasaran. Harganya tentu berbeda jauh. Kebanyakan produk MLM
dipatok dengan harga yang bisa menguras isi kantong Anda dengan cepat. Harga
tersebut belum tentu sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Sebagian besar
produk MLM adalah produk penunjang kesehatan. Namun, banyak orang tidak merasa
kesehatannya membaik setelah mengkonsumsi produk tersebut. Inilah yang membuat
kualitasnya dipertanyakan.
b.
Downline
Selalu Dimanfaatkan Upline
Jika
Anda masih belum mempunyai downline dalam bisnis MLM, sudah pasti Anda hanya
akan menderita tanpa mendapatkan keuntungan apapun. Upline bisa mendapatkan
keuntungan dari downline. Dengan kata lain, upline memanfaatkan downline.
Keuntungan yang didapatkan upline berasal dari downline. Jika Anda tidak bisa
mendapatkan downline (korban baru), Anda hanya akan menjadi keset.
c.
MLM=
Multi Lie Marketing
MLM
selalu menawarkan janji muluk dan bonus menarik kepada anggotanya jika mereka
bisa mencapai level tertentu. Hadiah yang ditawarkan bisa berupa mobil, liburan
ke luar negeri, atau hadiah lain yang bisa membuat kita meneteskan air liur.
Namun, hadiah tersebut hanyalah omong kosong belaka. Tidak semua anggota MLM
yang memenuhi kualifikasi bisa mendapatkan hadiah tersebut. Jika hadiah
tersebut hanya omong kosong tanpa bukti, bisnis MLM adalah bisnis yang
mengandalkan multi lie (kebohongan bertingkat). Upline harus berbohong kepada
korban baru dengan iming-iming hadiah. Downline tadi juga harus berbohong
kepada orang lain untuk mendapatkan anggota baru, atau dia akan selamanya
menjadi keset.
d.
MLM
Tidak Bertahan Lama
Berapa
lama Anda bisa bertahan menjadi anggota MLM? Rata-rata, anggota MLM hanya mampu
bertahan di bisnis ini selama 1-3 tahun. Mereka memutuskan diri untuk mundur
karena bisnis ini dinilai sangat merugikan anggotanya. Jika downline paling
bawah mundur dari bisnis MLM, dampaknya tidak terlalu besar. Namun, ketika
upline memutskan diri untuk pensiun dari bisnis MLM, semua downlinenya bisa kelimpungan.
e. MLM Mempunyai
Citra Buruk
Silahkan
Anda buktikan pernyataan ini sendiri. Tanyalah teman atau rekan kerja mengenai
bisnis MLM. Kebanyakan orang menganggap bisnis ini sebagai bisnis tak jelas
yang isinya hanya tipu-menipu. Jika Anda bertanya kepada mantan anggota MLM,
dia pasti bisa mengatakan berbagai keburukan bisnis ini yang mungkin tidak
diketahui orang lain. Di Indonesia, para pebisnis MLM juga dipandang sebelah
mata oleh masyarakat. Mereka dinilai hanya sebagai pemimpi dan pembual yang kerjanya
hanya mengoceh tak tentu arah. Jika Anda ingin tahu mengapa citra MLM buruk di
masyarakat.
f. MLM
Menguntungkan Sedikit Orang dan Merugikan Banyak Orang
Siapa yang paling dituntungkan dalam bisnis MLM? Tentu saja jawabannya adalah orang yang berada pada posisi puncak dalam piramida sistem bisnis jaringan ini. Dia bisa mengambil keuntungan dari downlinenya dengan leluasa. Sebaliknya, downline hanya akan terus diperas oleh upline. Downline hanya bisa mengubah nasibnya dengan mencari mangsa baru untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagian besar anggota MLM memang hanya diperas karena mereka harus membayar biaya pendaftaran yang memang cukup mahal dan belanja produk yang belum tentu ada manfaatnya.
Siapa yang paling dituntungkan dalam bisnis MLM? Tentu saja jawabannya adalah orang yang berada pada posisi puncak dalam piramida sistem bisnis jaringan ini. Dia bisa mengambil keuntungan dari downlinenya dengan leluasa. Sebaliknya, downline hanya akan terus diperas oleh upline. Downline hanya bisa mengubah nasibnya dengan mencari mangsa baru untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagian besar anggota MLM memang hanya diperas karena mereka harus membayar biaya pendaftaran yang memang cukup mahal dan belanja produk yang belum tentu ada manfaatnya.
g. MLM Membuat Orang
Miskin Tambah Miskin
Apa
yang terjadi jika orang miskin nekat menjalani bisnis MLM ini? Tentunya, dia
akan menderita kerugian besar karena harus membayar produk yang belum tentu ada
manfaatnya. Keadaan bisa semakin parah jika dia masih terus menjadi downline
paling bawah. Mendapatkan downline baru pun belum tentu bisa mengubah nasibnya.
Akibatnya, kondisi keuangannya juga tidak berkembang sama sekali. Mungkin,
biaya pendaftaran masih masuk akal, tetapi biaya tersebut bisa menjadi tak
berguna jika tidak ada downline baru yang mau bergabung.
h.
Anggota
MLM Agresif dan Suka Memaksa
Pernahkah
Anda "diprospek" oleh seorang anggota MLM? Penulis pernah mengalami
sendiri kejadian ini. Pertama, penulis diajak datang ke rumah pebisnis MLM
tersebut. Sebenarnya, penulis tidak menyadari dirinya akan diprospek untuk
masuk dalam bisnis MLM ini. Sesampainya di rumah anggota tersebut, penulis
menerima berbagai penjelasan dan manfaat yang bisa diperoleh jika bergabung ke
dalam bisnis MLM. Namun, penulis tidak tertarik untuk bergabung dan orang
tersebut masih terus memaksa. Kisah lain juga dialami seorang teman. Dia
ditawari untuk mengikuti bisnis MLM. Meskipun MLM tersebut hanya meminta uang
pendaftaran, teman penulis tetap menolak. Akibatnya, hubungan mereka menjadi
tidak harmonis lagi setelah penolakan tersebut.
Contoh usaha di
Indonesia yang menggunakan strategi Multi Level Marketing antara lain
Tupperware, Oriflame, K-link dan lain-lain
https://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/pengertian-pemasaran-menurut-para-ahli-lengkap.html
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/09/perusahaan-waralaba-franchise-definisi.html
http://dwiedarningasih.blogspot.co.id/2012/06/pemasaran-online-dan-pemasaran-langsung.html
https://kewiraswastaan.wordpress.com/2011/01/28/waralaba-franchising-dan-pemasaran-langsung/
http://kayla1093.blogspot.co.id/2014/05/kelebihan-dan-kekurangan.html
http://esoftdream.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-multi-level-marketing-mlm.html
http://caradaninfo3.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-bisnis-mlm.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar